Cinta adalah anugerah terindah yang
diberikan Allah kepada umat Nya. Tanpa cinta mungkin tidak aka nada kehidupan.
Cinta merupakan fitrah bagi manusia. Dengan cinta segala sesuatu menjadi indah
dalam pandangan manusia. Dengan cinta manusia bisa melakukan apapun demi
sesuatu yang dicintainya. Cinta bisa merubah segala sesuatu menjadi tidak
realistis lagi. Cinta membuat manusia lupa akan segalanya. Cinta bisa membuat
orang yang acuh menjadi sangat simpati kepada seseorang. Kelemahan seseorang
bisa tertutupi rapat-rapat sebab ada cinta. Cinta membuat seseorang tak lagi
berpikir logis.
Cinta itu memikirkan yang dicintai. Tidak hanya kemarin dan hari
ini, tetapi juga esok. Namun banyak orang yang salah dalam mempersepsikan cinta. Marilah membahas masa depan karena jelas ada sesuatu
yang harus dipersiapkan dan direncanakan. Agar apa yang kita jelang dikemudian
hari bukanlah lembah hitam. Jika engkau lelaki harusnya tahu kemana arah
melangkah, jika engkau perempuan seharusnya tahu bagaimana semestinya
bertingkah. Perempuan baik pastinya mendambakan lelaki yang bertanggung jawab,
bagus budi pekerti, tinggi iman dan lurus ibadahnya. Setiap perempuan pasti
memimpikan lelaki yang memiliki kelembutan dengan isteri dan anak-anaknya,
menghargai dan menerima kekurangannya. Setiap muslimah pasti menginginkan
pendamping hidup yang baik dalam bertutur kata, cerdas dalam bertindak dan
mengambil keputusan. Muslimah mana yang tidak mendambakan pemimpin yang bisa
menjauhkan keluarga dari lembah api neraka, dan menuntunnya menuju surganya
Allah.
Lelaki yang baik pasti menginginkan perempuan yang berparas
menawan, tutur kata selembut akhlaknya, pandai meluluhkan hati suami dengan
masakan dan perhatian. Lelaki mana yang tidak memimpikan calon ibu yang pintar
mengurus anak, tahu bagaimana membuat rumah menjadi nyaman, dirindukan bila
ditinggal dan mempesona bila berjumpa. Yang tidak tamak terhadap harta, menjaga
kemuliaan dirinya dan menjaga kehormatan suami bila ditinggal. Setiap lelaki
pasti mendambakan perempuan yang mau mendukungnya untuk kesuksesan dia, taat kepada
suaminya, dan menyambut dengan senyuman ketika ia lelah setelah bekerja.
Namun sayangnya sekarang ini kita hidup dalam masa dimana
perempuan dan laki-laki lebih mengutamakan keindahan pada wajah dan kulit. Muda
mudi saat ini mengadopsi pergaulan dari Negara barat. Yang sudah tentu tidak
sesuai dengan tradisi masyarakat timur. Pergaulan sekarang ini sudah tidak
mengindahkan lagi nilai-nilai agama. Kemuliaan perempuan sudah bukan keutamaan
dalam bergaul. Sebagian besar laki-laki dizaman sekarang jauh dari tanggung
jawab atas perbuatan dan perkataan. Janji-janji yang terucap dari mulut lelaki
dipenuhi kebohongan dan kepalsuan. Lelaki seperti ini yang akan terperosok
dalam jurang yang bernama pacaran. Cinta disempitkan dalam artian pacaran. Terbatas
hanya pada gandengan tangan dan rayuan palsu. Laki-laki dan perempuan bercanda
mesra sudah menjadi pemandangan yang biasa. Padahal pendamping yang shaleh dan
shalehah tidak mungkin diperoleh dari proses pacaran. Shaleh dan shalehah adalah
sesuatu yang hak. Sedangkan pacaran sesuatu perbuatan yang bathil. Sudah jelas
hak dan kebathilan tidak akan pernah bisa berdamai. Shaleh dan kebathilan
adalah dua hal yang sangat bertentangan. Shaleh dan shalehah mendambakan suatu
kemuliaan dan kehormatan wanita. Sedangkan kebathilan hanya akan menjerumuskan
kedalam jurang dosa.
Bagaimana mungkin seorang shaleh yang sudah tentu paham agama,
menghalalkan berbagai cara agar engkau para perempuan mau berbuat dosa dengan
dia? Apakah mungkin perempuan yang shalehah bisa terjerat dalam rayuan palsu
seorang lelaki yang belum halal baginya? Saat belum halal saja, dia sudah berani melabuhkan tangannya
pada tubuhmu, jangan heran ketika sudah menikah nanti dia berani lakukan itu
pada wanita-wanita lain. Toh sama-sama bermaksiat kepada Allah. Saat belum
menikah saja, dia sudah berani katakan sayang kepadamu, jangan heran kalau
nanti setelah menikah dia juga katakan itu kepada wanita yang lain. Toh
sama-sama dosa kepada Allah. Apakah lelaki seperti ini yang bisa dijadikan
panduan setelah menikah? Yang tidak takut dosa sebelum menikah, jangan harap
dia akan takut dosa setelah menikah. (Ust Felix Siaw, dikutip dari tausiah Udah
Putusin Aja..)